Apakah Kita bisa membuat anak bayi jadi cerdas dan pintar,
Bagaimana cara merawatnya? sentuhan dan kasih sayang ibu lah yg bisa mendukung
perkembangan otak bayi secara maksimal. Interaksi antara ibu dan bayi ternyata
sangat memberikan dampak yang cukup besar bagi perkembangan fisik dan
mentalnya. Sebagai orang awam mungkin hal ini biasa-biasa saja dan tidak ada
pengaruh pada kecerdasan apalagi pintar. Tapi beberapa studi telah memberikan
bukti mengejutkan.Merawat bayi memang tidak gampang. Di sini ada beberapa hal
yang bisa dicermati orangtua berkaitan dengan upaya merawat bayi, agar proses
tumbuh kembangnya berjalan optimal.
1.
Taruh bayi di dada saat lahir
Menurut Dr. Hardiono Pusponegoro, Sp.A(K),
bayi yang baru lahir sebaiknya segera ditaruh di dada ibu. “Jangan dimandikan
dulu,” ujar dokter dari Klinik Anakku ini. Dalam video yang pernah
dipresentasikan oleh konsultan laktasi, Dr. Utami Roesli, Sp.A(K), ICBLC, bayi
akan mencari puting ibu sesaat setelah lahir dan diletakkan di dada. Pada waktu
itu pula, bayi akan menyedot ASI meski ASI belum keluar. Isapan bayi ini justru
akan merangsang produksi ASI. Bayi yang tidak menyedot ASI dalam 30 menit
pertama setelah lahir, kapasitas menyusunya akan turun.
2.
Tidak membuang ASI pertama yang keluar
Warna kuning yang keluar dari ASI pertama
kali tidak boleh dibuang. ASI yang disebut kolostrum ini mengandung protein dan
zat kekebalan tubuh (antibodi) yang akan melindungi bayi, sehingga lebih kuat
menghadapi penyakit.
3.
Tidak ada ASI basi
“Tak seperti susu formula, ASI tidak pernah
basi,” ujar Dr. Caroline Mulawi, Sp.A(K). Ibu yang karena sesuatu hal tidak
bisa menyusui bayinya dalam beberapa waktu, tak perlu ragu untuk menyusui
bayinya lagi. Kualitas ASI yang diberikan pada saat itu sama baiknya seperti
yang keluar pertama kali.
4.
Bayi yang diberi ASI lebih mudah lapar
Sifat ASI yang mudah dicerna membuat bayi
lebih cepat lapar. Bayi yang mendapat ASI akan minum lebih sering sekitar 1-3
jam sekali. Bila berat badan bayi yang diberi ASI terus bertambah, menjadi
pertanda bayi sudah cukup mendapat makanan. Jangan memberikan makanan padat
sebelum waktunya, agar tak menimbulkan sumbatan pada usus yang bisa berakibat
fatal. Sistem pencernaan bayi belum sempurna hingga ia berusia 4 bulan.
5.
Tidak merebus ASI yang disimpan
Ibu yang bekerja dapat memeras ASI dan
menyimpannya dalam botol steril. Setiap botol ASI itu hendaknya ditulis tanggal
dan jam pemerasan. ASI yang disimpan dalam freezer bisa bertahan antara 2
minggu hingga 4 bulan. Pada suhu kamar ASI bertahan selama 4-8 jam, sedangkan
dalam lemari pendingin bertahan sekitar 24-48 jam.
Pemberian ASI dilakukan dengan metode first
in first out. ASI yang masuk lemari pendingin atau freezer terlebih dulu, itulah yang harus keluar lebih
dulu. Saat hendak diberikan, ASI jangan dipanaskan dengan pemanas atau microwave
karena zat yang terkandung dalam ASI bisa rusak. Untuk ASI yang berada dalam
lemari pendingin, sebaiknya rendam botol dalam wadah berisi air hangat sampai
ASI tidak terasa dingin lagi. Baru diberikan pada bayi. Sementara untuk ASI
yang disimpan dalam freezer, hendaknya dipindahkan terlebih dulu ke lemari
pendingin hingga mencair. Setelah itu baru dihangatkan dalam wadah berisi air
hangat.
6.
Bayi menangis
Menangis adalah cara bayi berkomunikasi
dengan orang-orang di sekelilingnya. Bayi menangis tak melulu karena lapar.
Bisa jadi karena popoknya basah akibat pipis atau buang air besar. Bisa juga
karena posisi saat menyusu yang tidak benar, sehingga tidak memperoleh ASI
dalam jumlah yang tepat.
Tangisan bayi, menurut Dr. Caroline dari RS
Omni Medical Center, juga bisa menjadi pertanda ia sakit. Pada 2-3 bulan
pertama misalnya, bayi sering menderita kolik atau sakit perut yang tidak diketahui
penyebabnya. “Biasanya gejala itu berkurang setelah usia tiga bulan,” ujarnya.
Bisa pula tangisan itu karena demam. Kalau itu yang terjadi, segera bawa bayi
ke dokter.
Menangis pun dapat menjadi cara bayi
menarik perhatian orang lain, terutama ibu dan ayahnya. Mungkin ia ingin
mendapat dekapan dan kasih sayang dari orangtua. Hendaknya orangtua tidak
membiarkan bayi menangis terlalu lama karena bayi akan menjadi lelah dan
kemampuan menyusunya berkurang. Si ibu juga bisa frustrasi dan kesal, sehingga
dapat berakibat buruk bagi perkembangan psikologis bayi.
Saat bayi menangis, ibu atau ayah bisa
menggendong dan menimangnya sambil bersenandung, menaruhnya di kereta bayi,
lalu ajaklah jalan-jalan di luar kamar, atau putarkan musik lembut. Kalau ibu
sedang lelah, minta pengasuh atau orang lain membantu menggendong bayi. Sebab,
semakin kesal dan frustrasi sang ibu, bayi akan semakin gelisah dan menangis
lebih keras.
7.
Timang bayi
Hingga saat ini masih terdengar persepsi
keliru, sehingga muncul saran untuk tidak sering-sering menggendong bayi.
Khawatir nanti “bau tangan” dan bayi menjadi manja. Hal ini tidak benar. Justru
banyak penelitian mengungkapkan, bayi yang segera mendapat perhatian sesaat
setelah menangis, entah dengan ditimang maupun didekati, kelak akan tumbuh
menjadi pribadi yang kuat secara emosional. Ia pun nantinya menjadi orang
mandiri serta lebih percaya diri.
Sebaliknya, bayi-bayi yang tidak mendapat
perhatian dan dibiarkan menangis terlalu lama, saat dewasa akan menjadi pribadi
yang kurang mandiri, peragu, atau tidak mempunyai kepercayaan diri yang kuat.
8.
Kompres air hangat
Memberikan minum lebih sering sangat membantu
menurunkan demam ditambah obat penurun demam. Kompres untuk bayi lebih baik
jika dengan air hangat. Dijelaskan Dr. Caroline, beberapa penelitian
menunjukkan, kompres hangat lebih bermanfaat dalam menurunkan demam
dibandingkan kompres air dingin. Jangan mengompres dengan alkohol karena
khawatir keracunan. Bila demam masih berlanjut dan bertambah tinggi segera bawa
bayi ke dokter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar