Kamis, 03 Januari 2013

Saatnya Ganti Ban

MOTORNYA LELAKI SEJATI

Secara fisik, memang bannya sudah tipis di bagian permukaan. Ban yang sudah tipis bisa menambah resiko kecelakaan. Daya gigit (traksi) berkurang karena semakin tipisnya ban. Otomatis akan mengurangi pula daya pengereman. Resiko slip (motor tetap melaju, walaupun ban sudah berhenti) dapat terjadi.  Lalu kapan seharusnya mengganti ban? Berdasarkan kasat mata, lama pemakaian, kondisi fisik atau feeling? Untuk yang terakhir, penulis tidak merekomendasikan. Kenapa? Feeling itu tidak bisa dipertanggungjawabkan.Beberapa alasan lainnya untuk mengganti ban adalah keinginan mengganti model ban, ban sudah robek/pecah-pecah atau merasakan kurang sreg dengan ban yang digunakan.

1. Segitiga TWI, 2. Wear Bar

Nah, ada satu indikator yang bisa kita gunakan untuk mengetahui kapan saat yang tepat untuk mengganti ban, kita bisa menggunakan TWI atau Thread Wear Indicator. TWI ini diwakilkan dalam bentuk segitiga. Biasanya, produsen luar negeri menempatkan segitiga TWI ini di bagian samping ban. Lalu apa visi dan misi dari segitiga tersebut? Segitiga TWI menandakan adanya Wear Bar di bagian tapak ban, segaris dengan segitiga TWI tersebut. Wear Bar berbentuk tonjolan yang terletak di ceruk/bagian yang tenggelam di ban. 

Ban Masih Layak Digunakan, Wear Bar Belum Rata Dengan Permukaan Ban.

Wear Bar inilah yang menjadi acuan kapan saatnya kita harus mengganti ban. Jika permukaan ban sudah sama rata dengan Wear Bar, maka bisa dipastikan itulah batas maksimal penggunaan ban. Apapun alasannya, demi keselamatan, ban harus diganti. Nah sekarang monggo diperhatikan, ban di motor, permukaan ban sudah mendekati Wear Bar gak? 

Ban Sudah Saatnya Diganti, Wear Bar Sudah Sama Rata Dengan Permukaan Ban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar